Gaya hidup pecinta kopi di kota-kota besar kembali naik daun seiring meningkatnya minat pada kopi lokal premium.
Jika dulu kopi identik dengan minuman sederhana, kini kultur ngopi jadi cara bersosialisasi baru.
Komunitas urban menganggap ngopi sebagai ritual produktif.
Fenomena baru di 2025 adalah kedai kopi kecil dengan konsep artisan.
Berbeda dari coffee chain besar, kedai mikro justru menonjolkan interaksi personal.
Setiap biji kopi punya cerita asal-usul.
Kopi-kopi lokal seperti Aceh, Bali, dan Papua menguasai menu kedai specialty.
“Kopi Indonesia bisa punya kelas premium kalau diolah dengan benar,” ujar Ardian Prakoso.
Menurut Asosiasi Kopi Indonesia (AEKI), penjualan kopi lokal meningkat 18% sepanjang tahun.
Kesadaran terhadap etika perdagangan kopi meningkat.
Tidak hanya urusan aroma dan teknik seduh, desain ruang dan pelayanan menjadi bagian dari cerita.
Beberapa menjual merchandise seperti kopi sangrai dan alat seduh.
Kopi juga jadi simbol pergerakan lokal.
Festival kopi, kelas barista, hingga tur petani menjadi wadah koneksi antara penikmat dan penghasil kopi.
Dengan dukungan generasi muda, kedai mikro jadi simbol gerakan lokal yang autentik.
Secangkir kopi bisa menyatukan banyak cerita, dan Coffee Culture 2025 membuktikan bahwa aroma terbaik lahir dari tangan dan tanah sendiri.